DNK TV

Muda, Kreatif, Produktif

Resmi Disosialisasikan, UIN Jakarta Gali Peluang KKN Internasional di Jepang dan Korea Selatan

Foto bersama mahasiswa peserta KKN Internasional 2025 (DNK TV/ Sahna Khalisa)

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta resmi mensosialisasikan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional yang akan dilaksanakan di Jepang dan Korea Selatan. Sosialisasi ini digelar pada  Kamis (15/5) di Ruang Sidang Utama Rektorat, dengan menghadirkan Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang, Achmad Gazali, sebagai narasumber. Dalam kegiatan tersebut, beberapa poin penting dibahas terkait peluang dan persiapan yang perlu dilakukan mahasiswa untuk berpartisipasi dalam KKN di luar negeri, khususnya di Jepang.

Program KKN Internasional sendiri telah berjalan selama empat tahun dan semakin banyak peserta yang bergabung dari tahun ke tahun. Program ini tidak hanya memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa, tetapi juga membuka peluang untuk memahami keberagaman budaya dan kehidupan komunitas Muslim di negara tujuan. Meski KKN di Korea Selatan sempat terkendala secara administratif, Jepang dan Hong Kong menjadi alternatif yang menarik untuk dijajaki.

“Sebenarnya aku emang lumayan tertarik dengan KKN Internasional dan apalagi yang aku tahu KKN Internasional ini nanti kita bakal melakukan program kerja dan berinteraksi dengan komunitas muslim yang ada di sana, jadi aku cukup penasaran sih dan pengen merasakan langsung gimana diverse-nya, culture di sana, juga gimana masyarakat muslim di sana itu bisa berkembang dan berinteraksi,” ungkap Aqilah Hannah Tsaabitah mahasiswi calon peserta KKN Internasional.

PCINU Jepang sendiri telah berdiri sejak 2004 dan kini berkembang pesat. Memasuki periode 2015-2025, PCINU Jepang memasuki masa pengembangan dan telah memiliki cabang aktif di 15 kota, serta merintis di 4 kota lainnya. Perkembangan Islam di Jepang pun menunjukkan peningkatan signifikan. Hingga 2024, tercatat sekitar 3,77 juta jiwa Muslim dari berbagai negara tinggal di Jepang, dengan 133 masjid tersebar di berbagai wilayah.

Agar bisa berpartisipasi dalam KKN di Jepang, mahasiswa perlu mempersiapkan sejumlah hal, di antaranya paspor dan visa, asuransi, dokumen-dokumen akademik penting seperti transkrip nilai dan surat rekomendasi, serta rencana kerja dan rancangan anggaran dana yang matang. Selain itu, pemahaman terhadap budaya lokal dan lokasi penempatan juga menjadi bagian penting dari persiapan.

Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat UIN Jakarta, Ade Rina Farida, M.Si., menekankan pentingnya sosialisasi ini sebagai bekal awal bagi mahasiswa. “Yang pertama adalah, agar mahasiswa calon peserta KKN Internasional ke Jepang, mengetahui medan di Jepang itu seperti apa dari populasinya, secara geografis, sosial, budaya, seperti tadi yang disampaikan  narasumber yang merupakan tokoh utama masyarakat di sana yang menjadi pimpinan pondok pesantren di Ibaraki Jepang. Dan juga sebagai ketua pengelola masjid di Masjid At-Taqwa, Ibaraki Jepang, begitu. Jadi pengenalan awal, lalu juga untuk pembekalan mahasiswa persiapan terjun ke lapangan nanti, Itu sebenarnya harapan saya,” jelasnya.

Ade Rina menyebut kehadiran PCINU di Jepang sangat membantu kelancaran KKN, terutama dalam akomodasi dan logistik, karena mahasiswa difasilitasi tempat tinggal dan mendapat dukungan kegiatan seperti pengajian. Ia juga menambahkan, kolaborasi LPPM dengan organisasi internasional seperti AIESEC akan terus diperluas ke negara lain, termasuk Thailand, Vietnam, Mesir, Turki, dan Taiwan.

Di sisi lain, Aqilah mengaku sosialisasi ini sangat membantunya dalam memahami mekanisme dan persiapan yang diperlukan. Meski begitu, ia juga mencatat adanya tantangan, terutama dalam pengurusan tiket dan akomodasi yang sebagian besar harus diurus sendiri. “Karena tadi dibilang pengurus PPM-nya itu, dari tiket dan akomodasi di sana itu kita ngurusin sendiri, jadi mungkin nanti bakal ribet di situ karena kita sendiri sebagai mahasiswa mungkin ada yang udah pernah ke luar negeri atau bahkan yang belum akan ribet gitu mungkin nyari tiket yang murah, atau penginapannya seperti apa nanti di sana mungkin di persiapan itunya sih yang cukup sulit karena kan udah berbeda negara,” ujarnya.

Reporter: Tiara Novia Syafitri

Juru Kamera: Sahna Khalisa

Koordinator Liputan: Aisyah Salsabila

Redaktur: Erlina Ayu Lestari dan Wulan Ramadhina 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *