
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (Fdikom) UIN Jakarta menerima kunjungan dari Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dalam rangka studi banding persiapan akreditasi internasional ACQUIN (Accreditation, Certification and Quality Assurance Institute), Kamis (26/6). Kegiatan ini berlangsung di Ruang Meeting Lantai 2, Fdikom UIN Jakarta.
Kunjungan ini dihadiri oleh jajaran pimpinan dari kedua institusi, antara lain Dekan, Wakil Dekan, Ketua dan Sekretaris Program Studi, serta Kepala Bagian Tata Usaha. Kegiatan ini menjadi wadah pertukaran pengalaman dalam upaya peningkatan mutu pendidikan tinggi melalui standar akreditasi internasional.
Studi banding ini dilakukan sebagai bagian dari langkah strategis UMN dalam mempersiapkan akreditasi internasional melalui lembaga ACQUIN asal Jerman. Fdikom UIN Jakarta dipilih sebagai tujuan utama karena telah lebih dahulu menempuh proses akreditasi ACQUIN dan berhasil meraih hasil tertinggi dengan status “unconditional”, yaitu tanpa revisi.
“UMN studi banding dalam konteks menyiapkan diri untuk menghadapi akreditasi internasional ACQUIN dari Jerman. Kita sudah lebih dulu, pada bulan Desember kemarin kita sudah melakukan asesmen lapangan dan lulus dengan predikat unconditional. Karena itulah, UMN belajar dari kita tips dan triknya dalam menghadapi proses tersebut,” ujar Dekan Fdikom UIN Jakarta, Gun Gun Heryanto dalam wawancaranya bersama DNK TV pada Kamis (26/6).
Lebih lanjut, Gun Gun menjelaskan bahwa ACQUIN merupakan lembaga yang menstandarkan kualitas pendidikan tinggi pada level internasional, yang membuka peluang lebih besar dalam kerja sama lintas negara, seperti program double degree, student mobility, hingga riset bersama.
Dalam proses menuju akreditasi ini, seluruh unsur kampus UIN Jakarta dinilai memiliki kontribusi signifikan, mulai dari dosen, tenaga kependidikan, alumni, hingga mahasiswa. Kerja sama kolektif menjadi salah satu kunci utama dalam pencapaian ini. Meski telah mendapat pengakuan internasional, Fdikom tetap menghadapi tantangan. Dua tantangan utama yang diidentifikasi adalah masih terbatasnya jumlah mahasiswa asing dan kesiapan penggunaan bahasa Inggris di lingkungan akademik.
Dengan dilaksanakannya kunjungan studi banding ini, Fdikom tidak hanya berbagi pengalaman teknis terkait akreditasi internasional, tetapi juga menegaskan perannya sebagai mitra strategis dalam penguatan mutu pendidikan tinggi nasional. Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi kerja sama lanjutan antara kedua institusi, baik dalam bidang akademik, riset, maupun pengembangan kapasitas kelembagaan.
Reporter; Aisyah Septisia Suhendra
Juru Kamera; Shofwan Zidan
Koordinator Liputan; Aisyah Salsabila
Redaktur; Erlina Ayu Lestari, Wulan Ramadhina
Leave a Reply